Mari Wujudkan WONG JOWO yang Berkualitas Serta Berguna Bagi Bangsa dan Negara

Rabu, 13 September 2017

Sejarah Pondok Pesantren Modern Al-Amanah

  Pesantren Modern  al-Amanah kami rintis dari sebuah “cita-cita” yang nyaris disebut “mimpi” karena kami tak memiliki bekal apapun,kecuali “keyakinan dan semangat”. Beberapa langkah awal yang kami lakukan:

a. Mencari informasi sebanyak-banyak tentang pesantren. Maka kami kunjungi banyakpesantren, dari pesantren-pesantren besar seperti Gontor, Asy-SyafiiyahSitubondo, Lirboyo, Ploso, sapai pesantren yang tinggal puiang-puing. Dan kami kumpulkan buku yang berbicara tentang pesantren.
b. Menyiapkan beberapa kader, yang kelak akan kami jadikan teman untuk mulai membangun danmerintis pesantren.
c. Terus meningkatkan kemampuan dengan banyak membaca dan mengoleksi banyak buku .

   Pertama kali kami terjun di desa “Mojosantren”,sebuah desa  yang dahulu terkenal sebagai desa santri yang kemudian mengalami pergeseran karena “industri”. Kami tertantang untuk mencobamengembalikan masa lalu sebagai desa santri. Kami yakin bisa dengan beberapapertibangan :

a. Banyaktokoh yang menginginkan
b. Potensikeuangan yang luar biasa dengan adanya home industri sepatu, dimana tiap hariribuan pekerja mencari rizki di pedukuhan ini.

  Beberapa langkah yang kami lakukan :
a. Mengadakananeka kegiatan, diskusi, pengajian, kajian dengan aneka lapisan masyarakat.
b. Mengumpulkanpara tokoh dan sesepuh dan pemilik perusaahaan, untuk menyampaikan rencana kami.

   Gagasan kami mendapat sambutan luar biasa, baik dari kaum muda, sesepuh dan para pengusaha hingga dalam waktu singkat “suasana keagamaan” begitu terasa. Gedung yang kami rencana juga dimulai, sumbangan dari tokoh masyarakat mengalir lancar. Dalam waktu singkat, lantai pertama hampirselesai dari dua lantai.
Tak terduga, ada “perbedaan” cara dalam mengembangkan pesantren dan membangun pesantren yang kemudian menimbulkan“salah paham”. Akibatnya sebagian besar masyarakat “marah”, dan memutuskandukungan, hingga bangunan tidak bisa dilanjutkan. Setahun kami menunggu,masyarakat tak mau lagi meneruskan. Akhirnya dengan kekecewaan yang luar biasakami “hijrah” di desa Junwangi, hanya 1 km dari mojosantren dengan mengikutialiran sungai.
   Sebenarnya kami tak langsung masuk desaJunwangi, beberapa desa kami “coba”, beberapa rumah kami lihat, tapi kurangcocok. Desa Junwangi, adalah yang tidak sengaja,mungkin Alloh SWT. Sendiri yangmenunjukkan.
   Kegagalan di Mojosantren memang amat pahit, tapikami terus mempelajari. Di Junwangi kami menggunakan cara yang lain. Apalagi keadaan Junwangi berbeda dengan mojosantren. Junwangi adalah desa yang belumtersentuh da’wah, hingga kebiasaan melakukan aneka judi, minuman keras masihterjadi. Satu mushola kecil di pedukuhan tempat kami tinggal tak ada jamaahnyakeculi pemilik musholla dan seorang putranya.
Langkah kami adalah sbb :

a. Mengalir,mengikuti kegiatan masyarakat, khususnya kaum muda dengan harapan mereka menerima kehadiran kami seperti ; catur, remi, cangkrukkan dll.
b. Pelan-pelankami memberi teladan, misalnya ketika masuk waktu shalat kami dengan isteriberangkat ke mushalla.
c. Kamiberusaha menghidupkan mushalla pedukuhan, dengan jamaah, pengajian danmembangun.

   Pesantren Modern  al-Amanah  mulai kami rintis setelah mushalla kampung berjalan, jamaah lima waktu terlaksana dengan baik. Di rumahkontrak kami mengajar mengaji anak-anak kecil, mulai dhuhur hingga larut malamtiap hari. Anak yang mengaji bertambah banyak, cita-cita makin kuat, keyakinankami makin sempurna.
Tanah wakaf dari ibu Kamsini menambah kuatnyasemangat. Rumah tetap kontrak, tanah wakaf mulai kami pondasi. Berbeda dengandi Mojosantren, di Junwangi kami merintis sendiri tidak banyak melibatkan oranglain. Ternyata tidak mudah, setahun hanya berupa pondasi, tak mampu meneruskan.

   
Baru tahun 1992 kami sempurnakan, dan bulanagustus 1992 KH. Shaleh Qasim kita rawuhkan  untuk berdoa dalam acarapenting itu. Saat itu baru ada dua santri mukim dari desa tetangga, selebihnyaputra-putri anak tetangga.
   Rintangan silih berganti, ujian terus kamihadapi, hal-hal sulit terus  bermunculan, tapi pelajaran yang Allohberikan ketika di Mojosantren meneguhkan kami untuk terus maju. Danalhamdulillah, terus berkembang, al-Amanah mulai menjadi alternative masyarakatuntuk mencari pendidikan formal dan pesantren. 
\
MOTTO PONDOK PESANTREN MODERN  AL-AMANAH
الذين يستميعون القول فيتبعون أحسنه
(Yaitu) Orang-orang yang mendengarkan suatu perkataan, kemudianmereka mengikuti kebaikan (dari perkataan tersebut)


Share:

Jumat, 08 September 2017

Hidup ini Bagaikan Bangku Sekolah Ada ujiannya

Hidup itu bagaikan bangku sekolah, hidup harus ada ujian, hidup harus ada rapot, hidup harus ada guru dan hidup akan menemui titik jemuh persis saat kita sekolah.
Kita pernah merasakan jenuh saat bersekolah, anda dan sayapun pernah merasakannya, dan sekarang saat dewasa, kita baru mengatakan, “Mengapa dahulu kita tidak giat menuntut ilmu.???

 Namun waktu sudah berlalu, dan tidak ada jalan lagi untuk mengulangi kehidupan yang telah berjalan maju, yang kita sesali hanya guratan-guratan penyesalan di masa lalu saja.
Pertayaan yang mungkin sama adalah, “untuk apa kita bersekolah?”
Dan sekarang kita menemukan jawabannya saat kita berkerja, disaat skill yang harusnya kita bina di bangku sekolah dilewatkan begitu saja, hingga saat berkerja kita tidak mendapatkan apa-apa yang kita butuhkan. Maka menyesalah anda sekarang.
Saudaraku, bagaimana dengan kehidupan Kita? Jika kita mau bertanya dengan pertanyaan yang sama, “untuk apa kita hidup?” maka jawabanya nanti akan kita temukan saat kita tidak lagi ada di dunia,
Namun apakah saat itu anda akan kembali ke dunia dan memperbaiki semua?Setiap individu memiliki jawaban yang berbeda, namun harus mengandung tujuan yang sama, yaitu untuk berbuat baik kepada Tuhannya, dirinya dan lingkungannya.
Setelah menemukan tujuan, anda menemukan pendamping, anda memelukan pembimbing, anda memerlukan orang yang mendukung anda ketika benar dan mencegah anda ketika salah,anda boleh memilih siapa saja, diantara manusia-manusia yang ada didunia.
Ketika guru dan tujuan hidup kita sudah tertata, maka hidup kita akan berjalan dengan lebih mudah, anda lebih mudah merencanakan setiap langkah kehidupan anda, namun jangan pernah menyangka kita akan terbebas dari masalah kehidupan yang mengganjal dan menyandung jalan hidup kita. karena kehidupan ini akan dihadapkan dalam masalah satu dengan masalah lain, masalah tak halnya dengan ujian yang ada disetiap akhir episode hidup kita.
Pepatah mengatakan, kemarin adalah penggalaman, sekarang adalah peluang dan besuk adalah masa depan. kita tidak bisa meramalkan masa depan, kita juga tidak tahu kapan waktu akan berlalu, yang kita lakukan adalah memikirkan sesuautu yang akan terjadi dengan segala resikonya, meski kita sendiri tidak mengetahui apakah resiko itu akan benar-benar terjadi atau hanya paranoid kita saja.
Kadang pengalaman di masa lalu mengajarkan kita untuk berburuk sangka pada masa depan kita, kita membayangkan hari
esok adalah hari yang kelam. Kita membayangkan pekerjaan akan menjenuhan, sekolah menjadi sebuah beban. Maka sikap dan tindakan kitapun akan sama dengan pikiran kita.Ujian tidak akan pernah selesai jikalau kita hanya memikirkannya
salah satu solusinya adalah kerjakan, kerjakan dan kerjakan. Maka sesuatu yang nampak sulit akan terasa lebih mudah.
Solusi terletak berdekatan dengan masalah, sangat berdekatan, jadi dimana ada masalah maka kita juga akan menemukan solusi. Dalam masalah apa saja kita akan menemukan solusinya. Sakit solusinya obat, bodoh solusinya belajar, miskin solusinya bekerja.
Semua masalah akan terselesaikan, dalam kondisi bagaimanapun. Tinggal bagimana dan kapan kita menyelesaikannya. Maka kita merlukan iktiyar dalam mencari solusi dan menerapkannya dalam masalah kita kalau memang kita harus mendapatkan kegagalan maka jangan bersedih karena sikap menerima dengan hati terbuka adalah tanda keikhlasan yang dapat mengangkat derajat manusia kepada Tuhannya.
Gagal atau berhasil bukanlah urusan manusia, gagal atau berhasil adalah hak paten dari Tuhan, dimana manusia hanya bisa berdoa, dengan berharap dan berusaha.
Share:

Rabu, 06 September 2017

Filosofi Hidup Orang Jawa yang Bisa Bikin Kamu Kaya




Orang Jawa terkenal memiliki karakter sabar, tekun dan ulet. Orang Jawa juga dikenal memiliki kekayaan berupa filosofi hidup yang sangat bermanfaat untuk dipelajari. Tak heran suku terbesar di Indonesia ini banyak melahirkan orang sukses.
Tidak hanya seputar ketenangan batin dan lingkungan, filosofi Jawa juga merentang hingga urusan hidup lain seperti bisnis, karier bahkan pengelolaan harta. Berikut 5 filosofi orang jawa yang bisa bikin kamu kaya:

Alon-alon waton klakon
Filosofi satu ini biasanya dikaitkan masyarakat awam dengan keselamatan. Padahal, makna sebenarnya dari alon-alon waton klakon sangat dalam dan luas. Filosofi ini bahkan dapat direalisasikan untuk urusan mencari kekayaan, mengelola bisnis hingga menapak karier.
Dengan kesabaran, keuletan dan ketelitian maka kamu bisa selamat dalam perjalanan hidup mencari peruntungan, apapun bentuknya. Hingga di akhir kamu bisa mendapatkan kekayaan yang cukup.

Nerimo ing pandum
Kalimat satu ini memiliki arti dalam. Nerimo ing pandum berarti kamu harus menunjukkan kejujuran, ringan tangan dalam bekerja, ikhlas dan anti-korupsi. Kalau kamu bisa melakukan hal ini baik saat bekerja maupun berbisnis, maka kamu akan selamat dari kecerobohan yang bisa saja menjatuhkanmu.
Dengan giat bekerja, jujur dan ikhlas kamu akan menjalani pekerjaan dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik pula. Selain itu sifat anti-korupsi bakal memagarimu dari risiko bangkrut mendadak karena harus terjerat masalah hukum.

Wong jowo iki gampang ditekuk-tekuk
Filosofi ini mengungkapkan fleksibilitas orang Jawa dalam hidup. Ini menunjukkan keluwesan bergaul, kemampuan beradaptasi di berbagai level dan situasi membuat orang Jawa kerap menuai kesuksesan hidup.
Apalagi dalam bisnis, fleksibilitas sangatlah diperlukan karena kamu perlu menyesuaikan diri dengan kondisi pasar agar dapat beradaptasi dan memenuhi kebutuhan pasar dengan baik. Kalau kamu mampu fleksibel, maka bisnismu akan sukses dan menuai kekayaan.

Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aje aleman
Arti dari filosofi satu ini adalah kamu tidak boleh mudah heran, menyesal, terkejut dan manja terhadap keadaan. Kalau kamu berhasil memaknai, meresapi, dan melakukannya maka kamu akan menjadi pribadi yang tahan banting dan siap menghadapi kegagalan sebagai proses meraih kesuksesan hidup.

Urip iki urup
Maksud filosofi Urip iki urup adalah kamu harus membuat hidupmu menyala dan dapat bermanfaat untuk orang lain. Apabila diaplikasikan dalam kehidupan bisnis, maka filosofi ini dapat membantu bisnismu bertumbuh lebih cepat dan bisa mendatangkan kekayaan.
Dengan memiliki produk yang bermanfaat, dibutuhkan, dan sesuai keinginan pasar, maka produk bisnismu sangat berpotensi untuk laku di masyarakat. Kalau bisnis sudah berjalan dengan baik dan memiliki perputaran modal yang besar, mimpi jadi kaya akan jadi kenyataan.

(fns)
Share:

Jumat, 25 Agustus 2017

Pesantren Sebagai Kreator Peradaban yang Hampir Punah


    Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam asli Indonesia, merupakan bentuk kesinambungan tradisi pendidikan yang mengakar kuat dalam sejarah Islamisasi di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan pesantren merupakan sub sistem dari sistem Pendidikan Nasional yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyaratan dan kebangsaan. Disamping itu pendidikan pondok pesantren juga merupakan pendidikan tertua di Indonesia yang memiliki kultur dan tradisi yang berbeda dengan sekolah pada umumnya. Akan tetapi sistem pendidikan pondok pesantren sekarang banyak dikembangkan dan dipadu dengan sistem pendidikan sekolah formal yang lebih dikenal dalam istilah sistem pendidikan pondok pesantren salafiyah dan khalafiyah (tradisional dan modern). menjadi sistem kombinasi.

    Kedua sistem pendidikan tersebut ini memiliki tradisi yang berbeda. Pendidikan pondok pesantren memiliki tradisi untuk mendalami ajaran agama Islam dan mengamalkannya dengan sungguh-sungguh, ketaatan dalam beribadah, akhlaq yang mulia, kemandirian, kesabaran, kesederhanaan inilah yang banyak dijumpai di pondok pesantren dan sulit dijumpai pada sekolah pada umumnya. Sementara tradisi kritik, kreatif, dinamis, progresif, terbuka, inovatif, tampaknya banyak dimiliki oleh pendidikan pada sekolah umum.

   Untuk mengetahui perubahan inovasi sebagaimana tersebut di atas, diperlukan perumusan perubahan bentuk satuan pendidikan pondok pesantren, melalui studi multi kasus pada Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Pondok Pesantren Gading Malang, dan Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, dalam rangka mempertahankan eksistensinya. Maksud tersebut dapat diketahui dengan mendiskripsikan perubahan bentuk-bentuk satuan pendidikan yang dikelola oleh pondok pesantren, kreator perubahan (agent of change), terjadinya perubahan, maupun tujuan pendidikannya. Rumusan perubahan bentuk satuan pendidikan itu diperlukan bagi pendidikan pondok pesantren agar para siswanya dapat memiliki keunggulan-keunggulan, baik dari segi kepribadian maupun keilmuan yang senantiasa melekat pada setiap individual santri ketiga Pondok Pesantren tersebut.

   Dari hasil penelitian ditemukan bahwa perubahan bentuk satuan pendidikan pondok pesantren studi multi kasus pada Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Pondok Pesantren Gading Malang, dan Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, mengenai proses pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan pondok pesantren, dapat penulis kemukakan antara lain: (a) Lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh pondok pesantren memiliki bentuk satuan pendidikan jalur formal dan nonformal, baik sistem klasikal yang berbentuk satuan pendidikan madrasah, maupun berbentuk satuan pendidikan sekolah umum. Baik yang memiliki kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional maupun kurikulum dari Kementerian Agama, mulai jenjang pendidikan dasar, menengah dan bahkan ada pendidikan tinggi. Tetapi belum semua memiliki sarpras yang memadai. (b) Kreator perubahan (agent of change) pada pondok pesantren, merupakan tokoh-tokoh sentral, baik berpredikat sebagai Ulama', Pendiri, Pengasuh, Direktur, Kepala Pondok, atau Kepala Sekolah, yang memiliki integritas, intelektual serta penuh pengabdian tinggi terhadap perkembangan pendidikan pondok pesantren. (c) Terjadinya perubahan, tidak dapat ditentukan secara interval waktu yang tertentu, hal ini bergantung kepada situasi dan kondisi, serta kesiapan sumberdaya internal, dan respon dari sang kreator terhadap arus perubahan. (d) Tujuan dari perubahan bentuk satuan pendidikan yang terjadi selama ini, diasumsikan agar keilmuan santri bertambah tinggi, maka harus lebih lama dalam menuntut ilmu. Oleh karenanya perubahan bentuk satuan pendidikan dari jenjang pendidikan dasar sampai kepada pendidikan tingkat tinggi, dan beragam. Dengan demikian banyak pilihan bagi santri dalam menuntut ilmu. Hal ini berimplikasi kepada pondok pesantren yang demikian banyak diminati. Sehingga dapat menjaga kelangsungan hidupnya dengan eksis (survival). Dengan perkataan lain, perubahan bentuk satuan pendidikan pondok pesantren dalam mempertahankan eksistensinya dapat terwujud.

   Saran yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagi pengembang ilmu manajemen pendidikan dan ilmu sosial kemasyarakat, agar dijadikan referensi untuk bahan kajian dan pengembangan studi manajemen kepesantrenan khususnya dan manajemen pendidikan pada umumnya. (2) Bagi penyelenggara pondok pesantren, dapat melanjutkan program masing-masing yang sudah dicanangkan dan bahkan diperkuat dan dikembangkan secara terus menerus mengingat kebutuhan masyarakat semakin menguat. (3) Bagi Kementerian Agama Cq. Direktur Pekapontren, agar pelaksanaan sertifikasi Guru swasta porsinya ditingkatkan. (4) Bagi Kementeian Pendidikan Nasional yang mengawal sisdiknas, agar menata ulang sistem pemberian BOS, karena dengan sistem sekarang, hanya mengacu kepada jumlah murid. (5) Bagi pemerintah daerah dimana pondok pesantren berdiri, hendaklan memberikan dukungan penuh terutama menyangkut kebutuhan sarpras dasar dari standar pelayanan minimal pendidikan. (6) Bagi para peneliti agar dilakukan penelitian lebih lanjut yang mampu menyingkap lebih mendalam tentang perubahan bentuk satuan pendidikan yang dikelola oleh pondok pesantren ditinjau dari medan fokus yang lain.






Share:

Follow us on Facebook

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent

Cara Membuat Tanda Tangan (Signature) Pada Akun Gmail

Membuat tanda tangan Gmail Tanda tangan email adalah teks, seperti informasi kontak Anda atau kutipan favorit, yang secara otomatis...

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Label

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Instagram

Welcome To Java Zone